Home » » Budaya Sensor Mandiri dari keluarga

Tema kali ini adalah budaya sensor mandiri. Budaya sensor mandiri adalah kegiatan penyensoran film dan iklan film yang dilakuka...





Tema kali ini adalah budaya sensor mandiri. Budaya sensor mandiri adalah kegiatan penyensoran film dan iklan film yang dilakukan secara mandiri oleh individu,keluarga,masyarakat,pelaku kegiatan perfilman,dan lembaga penyiaran.

Tujuan budaya sensor mandiri adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memilah dan memilih film sesuai dengan batasan umur.

Setiap film yang ditampilkan di publik  harus lolos sensor LSF (Lembaga Sensor Mandiri). Peraturan dalam penyensoran ini juga dibuat oleh LSF sendiri. LSF menekan pentingnya budaya sensor mandiri di indonesia. 

Karena film yang ditampilkan di tv Indonesia tidak semua mengandung makna yang baik, ada yang juga yang buruk,seperti kekerasan,hal-hal yang bersifat dewasa,dll. Jika yang buruk itu dilihat oleh anak kecil yang tidak tahu apa-apa. Maka secara otomatis akan ada beberapa yang diingat mereka pada saat menonton hal-hal yang buruk itu. Ini bisa saja berpengaruh dalam pembentukan karakter masing-masing anak atau pola pikir anak jika tidak ada pengawasan yang ketat dari orang tua,seperti mudah emosi. Karena menonton film bukan hanya melalui tv bisa saja nonton di bioskop bersama temannya. Jadi mulai dari keluarga lah kita bisa melaksanakan peraturan budaya sensor mandiri yaitu dengan cara orang tua harus selalu mengawasi dan peduli terhadap apa yang dilakukan anak-anak mereka. 

Berikanlah tontonan yang baik,mendidik dan yang dapat mengasah otak mereka atau  lebih tepat nya yang positif dan bermanfaat bagi anak. Itu akan membentuk karakter yang baik bagi anak. Memang sangatlah sulit bagi orang tua untuk bisa selalu mengawasi atau mengontrol putra putri nya karena tidak sepanjang hari bersama orang tua apalagi zaman sekarang teknologi sudah canggih. Mereka bisa saja menonton film dari gadget mereka. Bahkan anak-anak kecil pun sudah bisa memainkan gadget dalam waktu yang cepat. 

Peraturan budaya sensor mandiri yang ditetapkan oleh LSF (Lembaga Sensor Mandiri) ini sangatlah bagus dan tepat. Karena memiliki dampak positif yang banyak dan berpengaruh terhadap generasi muda sebagai calon pemimpin bangsa. Dengan diberlakukannya peraturan sensor budaya mandiri ini secara tidak langsung menanam dan menumbuhkan bibit-bibit atau calon penerus bangsa dengan karakter yang baik, pola pikiran yang baik supaya bisa memimpin bangsa dan bisa memajukan bangsa ini untuk masa yang akan datang. 

Upaya yang dapat dilakukan lembaga sensor mandiri dalam penyensoran film yang tidak baik dilihat anak-anak dibawah umur yaitu dengan cara memburamkan gambar yang seharusnya belum dilihat oleh anak-anak,memburamkan tulisan yang kotor,kasar,dan yang tidak baik untuk dibaca ataupun didengar,pemburaman senjata tajam seperti pisau,silet,dll. supaya tidak disalahgunakan kegunannya oleh anak-anak. Memotong bagian yang tidak pantas dilihat oleh anak-anak dibawah umur.  

Disini saya juga akan memberikan tips cerdas menolak fitnah :

  1. Jangan terprovokasi pada judul berita yang bombastis. Bisa saja hal yang disampakain hanya omong kosong.
  2. Jangan fast reading. Baca kalimatnya secara lengkap supaya mengerti maksud dari bacaan tersebut
  3. Jangan mudah menyimpulkan sebelum mendapat informasi yang terpercaya. Sebelum menyimpulkan sesuatu atau memberi saran sebaiknya kita mencari kebenarannya terlebih dahulu      supaya terhindar dari fitnah dan perdebatan. yaitu dengan cara bertanya pada orang yang sudah ahli atau        sudah paham mengenai hal tersebut, mencari di situs yang sudah resmi,dll.
Itu dia penjelasan mengenai budaya sensor mandiri. Semoga dengan adanya penjelasan mengenai budaya sensor mandiri ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya budaya sensor mandiri terhadap bangsa dan negara.


#AYOSENSORMANDIRI



Sumber gambar: http://ikaskus.heck.in/files/ayo-budaya-sensor-mandiri.jpg

0 komentar:

Posting Komentar